habaranime.info - Pandemi yang melanda dunia mengakibatkan orang-orang di seluruh dunia mengharuskan dirinya untuk bekerja dan belajar di dalam rumah. Tidak terkecuali Jepang.
Sejak Maret hingga sekarang, Jepang menutup sekolah-sekolah dan fasilitas pendidikan di seluruh negeri untuk mencegah penyebaran virus covid-19. Namun hal mengejutkan terjadi di Rumah Sakit Jikei di Kota Kumamoto, Prefektur Kumamoto, melaporkan bahwa peningkatan jumlah siswa SMP dan SMA yang menghubungi departemen konsultasi kehamilan.
“Akibat sekolah mereka yang ditutup karena coronavirus, banyak siswa yang tinggal di rumah,” kata wakil presiden Jikei Ken Hasuda.
Bagi sebagian dari mereka, ini membuat peluang untuk aktivitas seksual, yang dalam beberapa kasus mengarah pada kehamilan yang tidak direncanakan.
Skenario yang tampaknya dijelaskan Hasuda adalah, di mana anak-anak, tanpa kelas atau kegiatan ekstrakurikuler, di rumah sepanjang hari sementara orang tua mereka secara berkala keluar dari rumah di pagi atau sore hari untuk pekerjaan atau tugas. Itu menciptakan jendela bagi seorang remaja untuk menyelinap ke rumah orang lain, “beraktivitas”, dan masih punya waktu untuk kembali ke rumah sebelum orangtua sadar mereka dapat tamu atau anak mereka keluar tanpa ijin.
Beberapa pertanyaan yang diterima oleh divisi konsultasi kehamilan selama beberapa minggu terakhir antara lain,
“Apakah bisa hamil jika ini adalah kali pertama berhubungan seks?”
“Aku dan pacarku berhubungan seks, dan sekarang dia merasa mual di pagi hari,”
Selain itu, ada pula pertanyaan dari remaja yang mengatakan mereka sudah mendapatkan hasil positif dari tes kehamilan. Gila bukan?
Apakah dengan meningkatnya konsultasi remaja juga menandakan bahwa setiap remaja di Jepang gagal mempraktikkan pembatasan sosial. Kita harap, semoga hal yang terjadi di Jepang tidak menjalar hingga ke Indonesia. (fix)
Sumber: Soranews